Berjalan gontai melangkah tanpa arah di sebuah tepian jalan suatu pesisir kota besar..
Melangkah menapaki trotoar kecil dengan bongkahan batu yang mulai retak termakan usia..
Kulihat di samping, pertokoan mulai menutup membereskan usahanya..
Kendaraan yang berlalu lalang pun tetap melaju dengan angkuhnya...
Dan aku tetap berjalan dengan gontainya...
Menahan isak yang tertahan dalam pangkal ulu hati, menahan dinginya udara malam yang menyesakkan dada...
Hingga nafas pun mulai memburu tak karuan...
Lambat laun kulewati sebuah gerobak dengan wangi yang sesak makanan laut, dengan seorang penjual yang masih melayani tiap orang yang hendak menukarkannya dengan beberapa lembar uang ribuan..
Langkahku terhenti seketika hanya untuk sekedar menghirup wangi tersebut..berharap puaskan batinku...
Perjalanan tetap kulanjutkan..masih tanpa arah,hanya mengikuti tepian jalan yang mulai berbelok..
Hingga kumelihan sesosok ibu beserta seorang anak yang terduduk disampingnya..
Mereka duduk terdiam..seolah menahan rasa dahaga yang tak kunjung didapatkan...
Sesuap nasi untuk mereka lebih layak daripada untuk puaskan asaku...
Dan langkah ini pun kuakhiri dengan doa untuk mereka..
No comments:
Post a Comment