Ketahuilah..aku memang seorang biasa yang tak luput dari dosa, bukan seorang pujangga yang dengan lantang mengumbar kata cinta lewat kata, bukan pula seorang bangsawan yang senantiasa merengkuh harta melimpah dari rakyatnya..
Aku hanya seorang lelaki yang terlahir telanjang, hanya berlumuran sisa-sisa cairan kehidupan, dengan meronta-ronta menyambut matahari dengan tangisan.
Kini aku beranjak tua, belum berarti aku menjadi bangga. Aku masih hidup tertatih, belum bisa berdiri sendiri. Suapan-suapan tangan berarti masih setia menemaniku. Hingga kutemui seorang bidadari yang parasnya menyejukkan hati, senyumnya tentramkan jiwa, sapanya hangatkan hariku, dan secuil tawanya mencairkan suasana.
Pantaskah aku mengenalmu? Dan kau pun hanya tertunduk lesu..
Apakah aku terlalu hina?
Apakah aku terlalu rendahan?
Apakah aku memang tak pantas untuk mengenalmu, seolah mengharapkan bulan dalam cawan?
Tak ada jawaban..hanya senyuman yang indah menghiasi bibir mungilnya. Seolah berkas sinar temani rinai hujan menyulam pelangi di dasar hati terdalam. Senyum yang selalu terkenang, terbayang di kala kesepian, semua itu nyata terpatri rapi entah sampai kapan.
Terlukis indah parasmu dalam imajiku. Kuukir manis senyummu dalam hatiku. Rinduku berangsur habis terbawa harimu. Nafas pun terjerat oleh hirupmu. Tertawan hatiku dengan syahdumu. Ijinkan aku bertemu denganmu.
Setiap kau mencoba melupakanku, maka aku akan selalu mengingatmu..
Aku takkan memaksamu, biarlah harapan ini kutitipkan pada-Nya. Karena hanya Dia-lah Maha Kuasa yang mampu membolak-balikkan hati, membuka hatimu dengan mudahnya.
Ijinkanlah kau buka pintu hatimu..
Ijinkanlah aku mengenalmu, dengan ketulusanku..
No comments:
Post a Comment